Nikon D750 : a Full Frame’s Little Monster

Monster kecil di kelas “Pemula”

Dua pemain besar produsen kamera dunia, Nikon dan Canon masih berlomba untuk memenangkan pertempuran di market DSLR. Sementara pemain-pemain lain seperti : Sony, Fujifilm, Panasonic, Samsung dan Olympus lebih menyukai mengembangkan Mirrorless Camera. Nikon dan Canon memang masih setengah hati untuk masuk camera Mirrorless, Nikon hanya asyik bermain mirrorles AW systemnya dengan sensor “mini” dengan kehandalan untuk menyelam, dan Canon tetap asyik dengan Eos M nya yang memposisikan kamera “serius” diatas lini GX nya. Dua pemain ini tetap saja lebih suka bermain di arena DSLR, kita lihat saja setelah setelah Canon menjawab pertempuran entry level fullframe Nikon D600 dengan mengeluarkan Canon 6D kini Nikon sangat serius melawan dengan mengeluarkan “monster kecil” andalannya Nikon D750, kenapa saya sebut monster kecil ?

Nikon D750

Nikon D750

Nikon D750 tampak belakang

Nikon D750 tampak belakang

A. Body Camera

  1. Camera D750 adalah penerus generasi entry level kelas pemula Nikon D610.
  2. Model Body :  kedua kamera hampir sama Nikon D610 850 gram sedangkan Nikon D750 lebih ringan 750 gram.
  3. Bahan Body : Nikon D750 lebih unggul karena sudah menggunakan kombinasi Magnesium Aloy dan Carbon Fiber (terkenal ringan dan kuat), sedangkan Nikon D610 menggunakan Magnesium Alloy dan Polycarbonate.
  4. Weather Sealing : pada kamera ini sudah diberikan seal-seal pengaman terhadap percikan sehingga relatif aman.

VIDEO :

Link video : Nikon D750 Body shape

Body Nikon D750

Body Nikon D750 kombinasi Carbon Fiber (hitam) dan magnesium alloy (silver)

Body Nikon D750 dengan Vertical Grip

Body Nikon D750 dengan Vertical Grip

Nikon D750 dengan weather sealing

Nikon D750 dengan weather sealing

Body Nikon D610 masih menggunakan polycarbonate

Body Nikon D610 masih menggunakan polycarbonate

A.1. Double SD Card

Camera Nikon D750 memiliki double slot untuk SD Card, hal ini tentunya membuat kapasitas memory jadi meningkat untuk pemotretan yang mebutuhkan memory besar.

Double slot SD Card

Double slot SD Card

B. LCD MONITOR

Seperti pada entry level kelas DX ( Crop Factor ) Nikon D5300, camera Nikon D750 diberikan LCD yang bisa dirubah anglenya. Yang membedakan gerakan LCD Nikon D750 hanya angle ke atas dan  ke bawah (Tilt LCD), sedangkan Nikon D5300 mampu diputar ( Flip LCD).

flip Lcd pada Nikon D5300

flip Lcd pada Nikon D5300

LCD yang ditanamkan pada kamera ini sama dengan “kakaknya” Nikon D810, resolusi LCD 1.299.000 dot dan ukuran LCD 3,2 inch. Seperti pada seri kamera Pro level Nikon, LCD pada Nikon D750 sudah bisa diatur brightness dan Kalibrasi warnanya, sehingga kita bisa menyesuaikan LCD kamera dengan mengkalibrasi secara manual, sehingga sesuai/mendekati warna yang kita inginkan. Problem warna LCD yang bluish atau Greenish sudah bisa dihindari.

 

Tilting LCD pada Nikon D750

Tilting LCD pada Nikon D750

B.2. LCD Exposure Preview

Pada Live view LCD Nikon D750 sudah dilengkapi Exposue Preview On, seperti yang terdapat pada umumnya kamera mirrorless. Pada preview ON kita sudah dapat melihat langsung perubahan dari exposure yang kita lakukan. Sehingga  kita dapat melakukan  evaluasi terang dan gelap pencahayaan yang telah kita setting sebelum menekan shutter.

Dengan adanya feature ini tentunya makin memudahkan kita yang “sulit” mengenali dan menngunakan jenis metering yang ada dikamera. Cukup melihat hasil exposure di LCD sudah sesuai dengan keinginan, kemudian tekan shutter.

VIDEO :

Link Video : Live View Preview ON

B.3. LCD Flicker Issue

Seperti telah kita dengar tentang issue LCD Nikon D750 yang flicker saat pemotretan dengan live view. Flicker adalah gambar live view pada layar lcd menjadi bergetar/goyang saat digunakan dalam kondisi pencahayaan dibawah lampu fluorescent. Saya coba melakukan test dengan Hasil

  • Pada P : Flicker tidak terjadi
  • Pada S priority : Flicker tidak terjadi
  • Pada A priority : Flicker tidak terjadi
  • Pada M : Flicker terjadi pada kondisi speed diatas 1/160, flicker hilang pada speed di bawah 1/160

Sebagai catatan :

  • Flicker tidak terjadi pada kamera Nikon D750 saja, tetapi juga terjadi pada kamera-kamera Mirror less yang ada dipasaran. Bahkan merk kamera yang baru rilispun, saya telah mencobanya, tidak terhindar dari kondisi flicker ini.
  • Flicker terjadi pada kamera live view dengan mode Exposure Preview ON ( hasil metering exposure terlihat di LCD )
  • Flicker tidak mempengaruhi hasil pemotretan, hanya saat preview saja.

 

Meskipun pemotretan dilakukan dalam kodisi "flicker" hasil pemotretan tidak terpengaruh.

Meskipun pemotretan dilakukan dalam kodisi “flicker” hasil pemotretan tidak terpengaruh.

Video :

Link Video : Flicker pada Nikon D750

C. SENSOR

C.1. DXO Score

Sensor yang ditanamkan pada kamera ini adalah Fullframe CMOS 24 MPixel merupakan sensor desain terbaru Nikon dan buatan Sony Corp. Jika kita lihat Sensor score yang dibuat DXO diberikan overall score 93 point, dibandingkan dengan :

Nikon D810 :  Fullframe 36 MP, “kakaknya” Nikon D750 yang release hampir bersamaan memiliki score 97 point.

Nikon Df  : Fullframe 16 MP, “kakaknya” Nikon D750 yang release tahun 2013 memiliki 89 point

Canon 6D : Fullframe 21 MP release tahun 2012, yang merupakan kompetitor dekatnya memiliki 82 point.

Sony A7 : Fullframe Mirrorless 24 MP release tahun 2013, yang merupakan mirrorlessnya dan dengan sensor dari produsen yang sama SONY Corp. memiliki 90 point.

Dynamic Range :

Nikon D750 point 14.5 Evs menang dibandingkan Nikon Df point 13.1 Evs

Nikon D750 point 14.5 Evs kalah dibandingkan Nikon D810 point 14.8 Evs

Nikon D750 point 14.5 Evs menang dibandingkan Sony A7 point 14.2 Evs

Nikon D750 point 14.5 Evs menang dibandingkan Canon 6D point 12.1 Evs

Noise Range :

Nikon D750 point 2956 Iso kalah dibandingkan Nikon Df point 3279 Iso

Nikon D750 point 2956 Iso menang dibandingkan Nikon D810 point 2853 Iso

Nikon D750 point 2956 Iso menang dibandingkan Sony A7 point 2248 Iso

Nikon D750 point 2956 Iso menang dibandingkan Canon 6D point 2340 Iso

Color Depth :

Nikon D750 point 24.8 bits menang dibandingkan Nikon Df point 24.6 bits

Nikon D750 point 24.8 bits kalah dibandingkan Nikon D810 point 25.7 bits

Nikon D750 point 24.8 bits imbang dibandingkan Sony A7 point 24.8 bits

Nikon D750 point 24.8 bits menang dibandingkan Canon 6D point 23.8 bits

Melihat hasil score Nikon D750 yang dibuat DxO, dibandingkan “kakaknya” Nikon D810 dan Nikon Df serta dengan kompetitor di kelasnya Sony A7 dan Canon 6D, rasanya para insinyur desainer Sensor Nikon berhasil membuat sensor entry level fulframe yang sangat baik.

 

sensor Score

DXO Sensor score D750 dibandingkan dengan Nikon D810 dan Nikon Df

dxo sensor

DxO sensor score Nikon D750 dibandingkan dengan Sony A7 dan Canon 6D

 

 C.2. DP Review Test

Dalam DP review kita bisa lihat beberapa perbandingan hasil dari Nikon D750 dibandingkan dengan “kakaknya” dan beberapa kamera kompetitor satu kelasnya.

Nikon D810

Nikon D750 vs Nikon D810 pada ISO 25600 : Jika kita lihat Nikon D750 Noise handling Menang/lebih baik dibandingkan dengan “kakaknya” Nikon D810

Nikon Df

Nikon D750 vs Nikon Df pada ISO 25600 : Jika kita lihat Noise handling Nikon D750 Kalah dengan “kakaknya” Nikon Df

Canon 6D

Nikon D750 vs Canon 6D pada ISO 25600 : Jika kita lihat handling Noise Nikon D750 Imbang/setara dengan kompetitor dekatnya Canon 6D

Sony A7

Nikon D750 vs Sony A7 pada Noise 25600 : jika kita lihat handling noise Nikon D750 menang/lebih baik dari kompetitor Mirrorless Sony A7

C.3. TEST NOISE

Iso 200

Iso 200 : sangat baik

Iso 400

Iso 400 : sangat baik

Iso 6400

Iso 6400 : Sulit percaya ini hasil dari ISO 6400

Iso 12800

Iso 12800 : Masih sulit percaya ISO 12.800 hasilnya seperti ini

Iso 200 cropped

Iso 200 cropped 50%  : noise less

Iso400 cropped

Iso 400 cropped 50% : hasil noise less

Iso 6400 Cropped

Iso 6400 Cropped 50% : Hasil masih sulit membedakan dengan Iso 400

Iso12800 cropped

Iso 12800 cropped 50%  : hasil masih sulit menemukan noise

Iso 200 cropped2

Iso 200 cropped 100% :  hasil noise less

Iso 400 Cropped2

Iso 400 Cropped 100% : hasil Noise less

Iso 6400 cropped2

Iso 6400 cropped 100% : hasil masih sulit membedakan dengan Iso 400

Iso 12800 cropped2

Iso 12800 cropped 100% : hasil masih baik dan terlihat lebih kasar dibanding ISO 6400

Kesimpulan :

Nikon D750 yang menggunakan Sensor 24 MP dipadukan dengan processor Expeed 4 mampu menghasilkan handling noise yang sangat baik dalam pemotretan low light. Dan seperti kita ketahui Nikon menggunakan sensor buatan Sony, jika kita lihat dalam test, Sony A7 masih sedikit “noisy” dibanding dengan Nikon D750, mungkin desain sensor yang berbeda dan processor Nikon D750 yang lebih update mempunyai peranan dalam handling noise dengan lebih baik. Untuk mengetahui perkembangan sensor Sony terbaru kita tunggu dengan membandingkan pada camera andalan terbarunya Sony A7 II.

Dengan Kehandalan noise Nikon D750, dengan resolusi besar 24 Mpixel, kita tidak perlu kuatir lagi dalam pemotretan kondisi gelap. Noise handlingnya tidak berbeda jauh dengan si raja gelap Nikon Df  tetapi dengan resolusi sensor lebih kecil 16 Mpixel.

Jika medan pemotretan anda adalah low light maka D750 adalah kombinasi terbaik antara handling Noise yang baik dengan resolusi Sensor yang besar 24 Mpixel.

C.3. Dynamic Range Test

Nikon D750 sempat mengguncang review-review di media Sosial dengan Dynamic Range nya yang sangat unggul, bahkan menyerupai kemampuan phase one IQ diawal releasenya dimana image under 5 stops (gelap) mampu “diselamatkan” dengan di push hingga 5 stops dengan image yang masih cukup baik / acceptable. Dan ini mampu dicapai oleh sebuah kamera fullframe “entry level” alias kelas ekonomis ! mari kita lihat keunggulannya dengan menguji di Photoshop Camera Raw :

C.3.1. Push Image Under ( Plus )

Pada test ini menggunakan lensa Nikon AFS 50mm f/1.4, Iso 200, RAW dan dengan pencahayaan ruang yang sama.

normal exposure

normal exposure f/1.4 ,  s 1/10

under 5 stops

image under pada exposure f/1.4 , s 1/500

plus 5 stops dengan phooshop camera RAW

image di push/plus 5 stops dengan phooshop camera RAW, image dapat diselamatkan dengan baik, hanya terlihat ada pergeseran WB dan noise yang muncul.

hasil cropped 50%

hasil cropped 50% image masih baik/acceptable

C.3.2. Pull Image Over ( Minus )

Pada test ini menggunakan lensa Nikon AFS 50mm f/1.4, Iso 6400, RAW dan dengan pencahayaan ruang yang sama.

Normal

Image  exposure Normal f/1.4 dan s 1/400

over

image dalam kondisi over exposure : f/1.4 dan s 1/50

Pulled 3 stops

Pulled 3 stops image masih baik dan acceptable titik-titk over dapat terselamatkan detilnya

Cropped 100% pilled 3 stops

Cropped 100% pulled 3 stops

Pulled 5 stops

Pulled 5 stops image kurang baik dan cenderung titik-titik over menjadi gelap loss data

cropped 100% pulled 5 stops

cropped 100% pulled 5 stops

VIDEO :

Link Video Under image : Nikon D750 Under Image

Link Video Over image : Nikon D750 Over Image

Kesimpulan :

Jika kita lihat dalam pemotretan dengan Quality File RAW, hasil pemotretan yang under/ over masih bisa “diselamatkan”, dengan memperbaiki di Photoshop Camera RAW. Disini bukan berarti dalam kita melakukan pemotretan metering/exposure menjadi tidak penting lagi, karena bagaimanapun file yang diselamatkan qualitasnya tentu saja “drop/turun” dibandingkan dengan pemotretan pada exposure yang tepat. Dari test juga terlihat bahwa image yang UNDER lebih baik (kualitasnya) dalam recovery imagenya dibandingkan image dalam kondisi over, dengan kata lain pemotretan pada kondisi under masih lebih baik peluang perbaikannya.

D. AUTO FOCUS

Nikon D750 menggunakan modul terbaru dari Nikon yaitu : Modul Multi-CAM 3500 II, dengan 51 points with 15 cross-type, bahkan Nikon D810 dan Nikon D4s pun masih menggunakan seri yang lama Multi-CAM 3500.Bisa dibayangkan AF Nikon kelas “pemula” ini bakalan canggih dan handal untuk pemotretan sport dan low light.

D.1. Coverage Modul focus points

Nikon D750 vs Nikon D610/Nikon Df : Nikon D750 lebih unggul dengan menggunakan 51 AF points sedangkan Nikon D610/Nikon Df menggunakan modul dengan 39 AF points

Nikon D750 vs Nikon D810 : Nikon D750 lebih unggul karena sudah menggunakan modul terbaru Modul Multi-CAM 3500 II, dibandingkan dengan Nikon D810/Nikon D4s yang menggunakan modul Multi-CAM 3500. Menurut saya kelemahan dari Modul terbaru ini hanya sebaran/coveragenya lebih sempit dan cenderung lebih mengumpul di tengah.

 

focus modul pada Nikon D750

focus modul pada Nikon D750 dengan 51 points

Focus modul Nikon D610

Focus modul Nikon D610/Nikon Df dengan 39 points

Focus modul pada Nikon D810

Focus modul pada Nikon D810 dengan 51 points

D.2. AF PADA  LOW LIGHT

Modul Nikon D750 di claim mampu bekerja baik hingga kondisi gelap Ev -3 pada focus di center maupun dipinggir (dimana umumnya sisi terluar adalah titik focus terlemah).

Dalam uji coba ini saya melakukan pemotretan dengan membuat pattern dimana akan menjadi target buat AF, dan akan kita coba pada kondisi Redup dan Gelap, tingkat kegelapan bisa dilihat pada perpedaan exposure yang makin lama atau bisa dilihat pada video untuk melihat suasana gelap yang ditangkap oleh video recorder.

D.2.1. Kondisi Ruang Terang

Nikon D750 focus point di tengah, test di cahaya ruang terang. Hasil : focus terkunci sangat cepat.

Nikon D750 focus point di tengah, pada cahaya ruang terang, Exposure f: f/1.4, s: 1/20s, ISO: 100.  Hasil : focus terkunci sangat cepat.

Focus test tepi

Nikon D750 focus point di tepi pada cahaya ruang terang, Exposure f: f/1.4, s: 1/20s, ISO 100. Hasil : focus terkunci sangat cepat

VIDEO :

Link Video : Nikon D750 pada Ruang Terang

D.2.2 Kondisi Ruang Gelap

focus tengah gelap

Nikon D750 focus point di tengah, pada cahaya ruang gelap Exposure : f : f/1.4, S: 4s, Iso: 100. Hasil Focus terkunci dengan mudah

focus tepi gelap

Nikon D750 focus point di tepi pada cahaya ruang gelap, Exposure f: f/1.4, s: 4s, ISO:100. Hasil focusing sedikit lama ( “nge-hunting” sekitar 2-3 detik dan akhirnya terkunci)

VIDEO :

Link Video : AF Nikon D750 pada Ruang Gelap

Kesimpulan :

Modul terbaru AF pada Nikon D750 sangat responsif daan mampu mengunci pada kondisi gelap baik pada Focus point di tengah maupun di tepi. Saya coba bandingkan dengan Nikon Df ternyata pada test ruang yang gelap tidak mampu mengunci focus dengan mudah pada focus tengah dan tidak bisa mengunci pada kondisi ruang gelap.

D.3. KECEPATAN AF

Modul terbaru Nikon D750 memiliki kecepatan dan ketepatan yang menurut saya lebih cepat dibandingkan Nikon D4s.

Pada umumnya face detection bekerja pada live view LCD seperti juga pada LCD kamera mirror-less, tapi kali ini Nikon mulai melakukan upgrade Focus Face detection yang dapat digunakan pada Optical View Finder, pada metode metering matrix dan focus 3D Tracking. Good Job Nikon !

Setting : Focus Matrix metering : Face Detection ON

Setting Meter : Matrix ( cover evaluasi ke seluruh frame )

Focus Mode : AF-C

Focus Area Mode : 3D atau Auto

 

AFC #D Face detection : Gerakan yang cepat : AF 3D berusaha mengejar focus ke muka object

AFC 3D Face Detection: Gerakan yang cepat : AF 3D berusaha mengejar focus ke muka object

AFC 3D Face detection

AFC 3D Face detection : Gerakan lebih moderate :  focus mengejar ke muka dan  focus cenderung ke mata object

D.3.1 GROUP AF

Pada Test Subject bergerak ini saya menggunakan lensa Nikon AF 70-200mm VR2 pada bukaan f/2,8 dan speed 1/1250, Hi speed 6,5 fps dan Jpeg Basic.

Pada pemotretan subject yang bergerak Focus Mode Group AF sangat handal dalam memfocus subject yang berlari mendekati kamera. Pada pemotretan Burst/Continues 40 frames yang miss focus hanya 2 frame!

burst1

frame 1 – 8

burst2

frame 9 – 16

burst3

frame 17 – 24

burst4

frame 25 – 32

burst5

 frame 33 – 40

Dari 40  shoots miss 2 frames

missed 1

missed frame ke 1

missed 2

missed frame ke 2

D.3.2. AF 3D TRACKING 51 POINTS

Pada Test Subject bergerak ini saya menggunakan lensa Nikon AF 70-200mm VR2 pada bukaan f/2,8 dan speed 1/2000, Hi speed 6,5 fps dan Jpeg Basic.

Pada pemotretan menggunakan modul 3D Tracking 51 points, modul ini bergerak sangat cepat dan responsif ke all area coverage memfocus subject yang bergerak. Pada pemotretan burst/continues 60 frames hanya miss 1 frame !

burst 1

frame 1 – 8

burst2

frame 9 – 16

burst3

frame 17 – 24

burst4

frame 25- 32

burst5

frame 32 – 40

burst6

frame 40 – 48

burst7

frame 49 – 56

burst8

frame 57 – 60

Dari burst 60 frames, out of focus ada 1 frame

missed 1

missed 1 frame

 

F. CAMERA BUFFER

Pada pemotretan continues/burst sangat dipengaruhi oleh memory internal camera untuk dapat memotret sejumlah images/frames dengan kecepatan penuh 6,5 fps (frame per second) hingga kecepatan drop/turun karena buffer full.

Pada uji coba ini saya gunakan SD Card Sandisk Extreem 64 GB, Burst continues Hi Speed ( CH ) dengan kecepatan max 6,5 fps

F.1 FILE JPEG FINE

Pada pemotretan dengan File Jpeg Fine, kamera Nikon D750 mampu melakukan pemotretan burst dengan kecepatan max 6,5 fps hingga 49 frames dan setelah itu kecepatan mulai menurun. Dengan kata lain mampu memotret dengan kecepatan penuh selama +/- 7,5 detik dengan 49 Frames.

burst hingga 49 frames mulai drop/menurun speednya.

burst pada file Jpeg Fine hingga 49 frames pada kecepatan max

F.2 FILE RAW

Pada pemotretan dengan File RAW, kamera Nikon D750 mampu melakukan pemotretan burst dengan kecepatan max 6,5 fps hingga 15 frames dan setelah itu kecepatan mulai menurun. Dengan kata lain mampu memotret dengan kecepatan penuh selama +/- 2,3 detik dengan 15 Frames.

 

burst

burst pada file RAW hingga 15 frames  pada kecepatan max

VIDEO :

Link Video : Nikon D750 buffer Jpeg Fine

Link Video  : Nikon D750 buffer Raw

Note : Nyalakan speaker komputer anda untuk mendengarkan kecepatan burst.

Kesimpulan :

Pada pemotretan yang membutuhkan kecepatan burst max 6,5 fps, nikon D750 lebih nyaman menggunakan file Jpeg karena akan lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan moment yang bergerak cepat.

G. PICTURE CONTROL

Picture Control merupakan setting standard yang disediakan oleh camera sesuai dengan jenis pemotretan dan sesuai dengan keinginan kita. Pada camera Nikon seri sebelumnya picture profile ada : Standard, Natural, Portrait dan landscape. Pada seri Nikon terbaru D750 dan D810 nikon menambahkan picture profile FLAT. Seperti apa kelebihan dan kekurangannya, mari kita lihat :

Picture Style Landscape dan D-Lighting Normal

Picture Style Landscape dan D-Lighting Normal

Picture Style : Normal dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Extra High

Picture Style Flat dan D-Lighting Extra High

Picture Style Landscape dan D-Lighting Normal

Picture Style Landscape dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Extra High

Picture Style Flat dan D-Lighting Extra High

Picture Style Landscape dan D-Lighting Normal

Picture Style Landscape dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Normal

Picture Style Flat dan D-Lighting Extra High

Picture Style Flat dan D-Lighting Extra High

Kesimpulan :

Kelebihan

  • Dengan menggunakan picture profile ini brightness dari gambar yang dihasilkan menjadi merata, dimana pada sisi shadow akan diangkat dan sisi Hi light akan diturunkan.
  • Dengan ditambah peng-aktifan D Lighting akan semakin membuat sisi Shadow menjadi jelas/terang detilnya. ( perhatikan gambar pohon Natal )

Kekurangan :

  • Dimensi ( efek 3D ) gambar menjadi berkurang karena shadow/hi light menjadi. ( perhatikan foto arsitektur mall )

Note :

  • Sangat berguna pada pemotretan Jpeg, sehingga tidak perlu post processing yang panjang, untuk menghasilkan sesuai dengan profile yang ada.
  • Jika menggunakan RAW pastikan menggunakan Nikon View atau Nikon Capture agar efek/hasil dari picture profile tersebut bisa berguna/terlihat efeknya, karena jika menggunakan Photoshop Camera RAW umumnya setting (in camera profile/program) akan di OFF kan, sehingga efek/hasil dari picture profile tidak terlihat.

H. HIGHLIGT – WEIGHTED METERING

Salah satu kelebihan, Nikon D750 sudah dipersenjatai dengan Metode metering terbaru dari Nikon, yang saat ini sudah dipakai pakai pada Nikon D810. Untuk test ini saya akan mencoba 3 macam metering yaitu Matrix, Spot dan Highlight – weighted metering untuk membandingkan ketiganya.

H.1. Matrix Metering

matrix metering

Pada pemotretan dengan matrix metering, gambar diatas terlihat bahwa pencahayaan cukup baik dan balanced

matrix Cropped

Jika kita melakukan crop perbesaran maka terlihat bahwa bola kristal ( Hilight) menjadi over exposed

matrix cropped3

Pada sisi shadow tercahayai cukup baik

 

H.2. Spot Metering

Spot Metering

Pada pemotretan dengan Spot Metering di bola kristal mengakibatkan shadow menjadi dominan pada gambar di atas

Spot Cropped

Jika kita melakukan crop pada bola kristal tercahayai dengan baik

spot

Pada object gelap menjadi hitam/shiluet dan detil hilang

H.3. Highlight – Weighted Metering

Hifghlight - Weighted

Pada pemotretan mengunakan Highlight – Weighted, pencahayaan terlihat cukup baik dan balanced

Highlight - Weighted Cropped

Jika kita crop pada bola kristal ( highlight ) masih terexpose cukup baik detilnya

HW

Pada bangunan pencayahaan masih cukup baik sehingga detil masih terlihat

H.4. Perbedaan Highlight – Weighted dan Spot Metering

Highlight-weighted dan spot metering mempunyai “icon” pada kamera yang hampir mirip :

Icon metering

Icon metering

H.4.1. Highlight-weighted :

  • secara fungsi mirip dengan center-weighted tetapi lebih akurat dalam mengukur sisi highlight / over exposure pada suatu object.
  • Posisi metering ada di tengah kamera seperti center-weighted.
  • Sensor metering tidak bergerak sesuai dengan pergerakan point focus.
  • Perhatikan contoh dibawah walaupun point focus digeser ( camera, silver HD dan black HD) exposure tidak berubah, tetap mengacu hasil hitungan metering di tengah ( pada object camera ).
Metering Highlight - weighted berada di tengah, Focus point di tengah

Metering Highlight – weighted berada di tengah, Focus point di tengah, exposure f: f/1.4 dan s: 1/160

focus point digeser ke object silver HD, exposure tetap

focus point digeser ke object silver HD, exposure tetap, f : f/1.4 dan s : 1/160

HIW

focus point di geser ke arah object black HD, exposure tetap f : f/1.4 dan s : 1/160

H.4.2. Spot Metering :

  • secara fungsi melakukan pengukuran pada suatu areal yang sangat kecil sebesar kisaran point focus
  • Sensor metering bergerak mengikuti point focus.
  • Perhatikan contoh dibawah pada saat point focus digeser ( camera, silver HD dan black HD) exposure berubah menyesuaikan cahaya pada masing-masing object.
meter di camera, focus point di tengah.

focus point di object kamera, maka metering pada object camera. exposure f : f/1.4 dan s : 1/30

spot

focus point kita geser ke object silver HD, maka kamera melakukan kalkulasi exposure yang baru sesuai dengan pont focus. Exposure f : f/1.4 dan s : 1/100

spot

focus point kita geser ke object black HD maka kamera melakukan kalkulasi exposur yang baru pada focus point. Exposure f : f/1.4 dan s : 1/13

Kesimpulan :

Highlight – Weighted adalah yang digunakan pada object yang mengalami perbedaan cahaya cukup kuat sehingga ada kecenderungan menjadi over expose pada bagian tersebut. Metering ini bekerja sangat baik dengan dengan memaintain sisi Highlight-nya. Metering ini menjadi kombinasi antara center-weighted dan kemampuan spot metering untuk koreksi bagian highlight tertentu.

Metering ini bisa berjalan hampir pada semua lensa nikon yaitu type G, D dan E, pada Non CPU lens maka Highlight-weighted akan bekerja seperti center weighted

Untuk pemotretan panggung yang biasanya ada lampu-lampu spot yang cukup kuat, metering ini akan menjadi pilihan metering yang powerful, sperti terlihat contoh di bawah.

Link Nikon : Nikon Highlight – Weighted Tips

sample

Nikon sample

I. WHITE BALANCED

Nikon D750 sebagai kamera keluaran terbaru sudah seharusnya memiliki prosesor yang handal pada persoalan white Balanced. Untuk itu saya akan coba kemampuan AUTO white balanced kamera ini, apakah akurat atau menyimpang?

I.1. MIX LIGHTING

Pada test ini saya lakukan pada pencahayaan sulit, yaitu mixed lighting, antara cahaya matahari dari window lighting ( WB direct lighting ) dan cahaya lampu neon dengan jenis warm ( WB Fluorescent ). Seperti kita ketahui saat ini jenis lampu neon/fluorescent banyak sekali jenisnya sehingga kadang kita kesulitan menentukan type sumber cahayanya. Subject pada posisi separuh wajah terkena cahaya matahari dan separuh terkena cahaya lampu ruang.

Cahaya ruang di Mal, kombinasi mix lighting, antara Cahaya matahari dan lampu-lampu ruang.

Cahaya ruang di Mal, kombinasi mix lighting, antara Cahaya matahari dan lampu-lampu ruang.

WB AUTO : hasil akurat sehingga warna terlihat natural

WB AUTO : hasil akurat sehingga warna terlihat natural, kita melihat perbedaan gradasi cahaya dari matahari ke cahaya ruang warm Fluo.

WB Dirrect Sunlight, warna yang dihasilkan cenderung Warm

WB Direct Sunlight : warna yang dihasilkan cenderung Warm, pengaruh cahaya ruang terlihat lebih kuat

WB Neon Sodium-Vapor : hasil menjadi kebiruan

WB Sodium-Vapor Fluo : hasil menjadi kebiruan pada sisi direct sunlight

WB Neon Warm-white : Hasil terasa cool atau pucat walaupun terlihat tidak terlalu menyimpang

WB Warm-white Fluo : Hasil terasa cool atau pucat walaupun terlihat tidak terlalu menyimpang

WB Neon White-Fluo : Hasil warna cenderung magenta

WB White-Fluo : Hasil warna cenderung magenta

WB Neon Cool-White : Hasil warna cenderung magenta

WB Cool-White Fluo : Hasil warna cenderung magenta

WB Day-White Fluo : Hasil warna terasa warm

WB Day-White Fluo : Hasil warna terasa warm

WB Daylight Fluo : Hasil warna cenderung warm

WB Daylight Fluo : Hasil warna cenderung lebih warm

WB High temp mercury vapor : Hasil terasa magenta

WB High temp mercury vapor : Hasil terasa magenta

I.2. FLASH LIGHTING

Saya mencoba menggunakan flash untuk melihat White Balanced antara Auto dan WB Flash, apakah Auto WB masih akurat?

WB auto dengan Flash : Hasil warna skin tone akurat

WB auto dengan Flash Lighting  : Hasil warna skin tone akurat

WB Flash dengan Flash Lighting : Hasil warna skin tone akurat

WB Flash dengan Flash Lighting : Hasil warna skin tone akurat

 Kesimpulan :

Auto White Balance pada Nikon D750 sangat akurat dan bisa dihandalkan. Hal ini membuat kita tidak perlu bingung melakukan setting white balanced setiap pada situasi pencahayaan yang berbeda, terlebih jika kita menghadapi cahaya sulit atau mix lighting, cukup setting WB pada Auto.

Tentunya jika anda melakukan pemotretan yang khusus semisal Stiching Panorama, atau komersial, pengukuran WB secara manual ( Kelvin ) tetap akan menjadi pilihan terbaik, karena akan konstan dari frame ke frame.

I.  Built in WI-FI

Nikon D750 tidak mau ketinggalan dengan rivalnya Canon 6D, dengan memberikan “senjata” built ini WIFI untuk memudahkan koneksi dengan gadget iOS maupun Android.

step 1 : download Apps di Ios atau di android

step 1 : download Apps di iOS atau di android

step 3 : apps ready

step 2 : apps ready

step 3 : apps saat dibuka

step 3 : apps saat dibuka

step 4 : buka menu WIFI di camera

step 4 : buka menu WIFI di camera

step 5 : Wifi saat camera di on kan selalu dalam kondisi OFF untuk itu perlu di ON / enable

step 5 : Wifi saat camera di on kan selalu dalam kondisi OFF untuk itu perlu di ON / enable

step 6 : Wifi ID

step 6 : Wifi ID

step 8 : Buka Wifi Ipad dan lakukan pairing dengan camera

step 7 : Buka Wifi Ipad dan lakukan pairing dengan camera

Step 8 : pairing ready

Step 8 : pairing ready

Steps 9 : di lcd camera muncul "PC" tanda pairing berhasil dan siap wireless shoot.

Steps 9 : di lcd camera muncul “PC” tanda pairing berhasil dan siap wireless shoot.

Step 10 : view finder di gadget kita, focus touch screen dan shutter camera.

Step 10 : view finder di gadget kita, focus touch screen dan shutter camera.

Step 11 : hasil versi Jpeg tertransfer ke gadget kita, semakin besar setting type file maka semakin lama waktunya.

Step 11 : hasil versi Jpeg tertransfer ke gadget kita, semakin besar setting type file maka semakin lama waktunya.

VIDEO :

Link Video : Wifi Setting Nikon D750

 Kesimpulan :

Dengan adanya built in WIFI maka nikon D750 tidak perlu membutuhkan modul tambahan seperti misalnya Nikon WU-1A. Menjadikan Nikon D750  sangat praktis dan bisa connect ke gadget setiap saat, tanpa perlu setting modul.

Beberapa hal tentang built WIFI :

  • Pemotretan secara wireless menjadi lebih nyaman
  • Untuk pemotretan Landscape bisa berfungsi sebagai wireless shutter release yang nyaman dan bebas kabel.
  • Jarak jangkau yang cukup memadai sekitar 10 – 15 meter
  • Sistem apps yang masih sederhana membuat wireless lebih berfungsi sebagai shutter, focusing, live view dan transfer file Jpeg, tanpa bisa melakukan komunikasi yang kompleks semacam setting metering.
  • Baca juga : Nikon WU-1a : Wifi connection for DSLR

J. NIKON D610 vs D750 vs NIKON DF vs NIKON D810

Jajaran Nikon Full Frame saat ini sudah lengkap ter-update  semua, yaitu Nikon D4 diupdate ke D4s, Nikon D800/e diupdate ke Nikon D810 dan hadirnya segment khusus “purist” Nikon Df. Saya coba membuat scoring agar memudahkan kita memilih-milih kamera yang akan kita bawa pulang, kamera yang saya bandingkan adalah Nikon D610 vs D750 vs Nikon Df vs Nikon D810. Tabel scoring bisa dilihat dibawah dan jika kurang besar bisa di klik.

LINK TABEL FULL : perbandingan-nikon D610 vs D750 vs Df vs D810

SCORE1SCORE2SCORE3SCORE4SCORE5

 Kesimpulan :

  • Specification score : Nikon D810 (99), Nikon D750 (92), Nikon D610 (57) dan terakhir Nikon Df (51)
  • DXO score : Nikon D810 (9), Nikon D610 (7), Nikon D750 (7) dan terakhir Nikon Df (3)
  • Grand Total : Nikon D810 (108), Nikon D750 (99), Nikon D610 (64) dan terakhir Nikon Df (54)
  • NIKON D810 : Nikon D810 merupakan kelas tertinggi Nikon untuk kamera profesional dengan positioning di kelas studio. Upgrade yang dilakukan Nikon memang semakin membuat kamera ini menjadi Super Power dengan Resolusi sensor tertinggi di kelas DSLR ( 36 Mpixel )
  • NIKON D750 : Menurut saya kamera ini adalah “best Value for money” saat ini, antara harga dan spec yang tinggi. Nikon memang terlihat tidak mau kalah dengan rivalnya, sehingga memberikan specifikasi yang hampir sama dengan Nikon D810.
  • Nikon D610 : Merupakan kamera penerus si laris manis Nikon D600, melihat spesifikasi Nikon D750 jika anda berencana untuk membeli kelas entry full frame Nikon, tentunya Nikon D750 merupakan pilihan yang tepat.
  • Nikon Df : Nikon Df memang bermain di market “kecil” yaitu untuk para “Purist” atau para entusias yang senang bermain analog, simple, dan kembali ke-sejatian dari sebuah kamera. Seperti Kita ketahui bahkan Leica cukup serius dengan meluncurkan seri M tanpa LCD monitor dan seri Monochrom. Dan Nikon Df memang lebih ditempatkan sebagai flagships Nikon untuk bermain Fashion Limited Camera seperti masa film dengan Nikon F3 dan FM2, baru saja untuk pasar Jepang diluncurkan Nikon Df “Gold Edition”. Maka dari itu Nikon merasa tidak begitu perlu memberikan senjata Super Power karena pemakainya lebih menyukai “gaya” dan “sensasi”  Retro nya.

K. REKOMENDASI

PROS :

  • AF modul terbaru dan lebih baik dari profesioanl Nikon D4s dan Nikon D810, lebih cepat dan responsif pada cahaya gelap ( Low )
  • High Light – weighted Metering
  • Hi Iso Noise sangat baik untuk kelas resolusi 24 MPixel
  • Optical View Finder Face detection pada sistem auto focus optis ( lewat mirror)
  • Live View finder dengan feature Exposure Preview On
  • Built in WI-FI
  • Harga reasonable untuk sebuah kamera Full frame terbaru

CONS :

  • Buffer Memory untuk pemotretan continuos/burst terasa kurang ( RAW FILE )
  • Kasus Flare pada pemotretan cahaya dari arah atas dan tertentu, terjadi tidak pada semua kamera D750 tetapi pada batch tertentu. Dan saat ini Nikon sudah memberikan respon yang sangat baik untuk solusinya :
    • Merepair/ check, camera yang ada problem/terindikasi flare dan bebas biaya.
    • Melakukan penarikan stock yang tersedia untuk dilakukan check dan reapair.
    • Memberikan tanda dot hitam pada dudukan tripod socket sebagai tanda inpection OK
    • New batch diperkirakan mulai masuk February 2015
    • LINK case : DPreview Nikon D750 Flare
    • LINK case : Nikon Rumors D750 Flare service

REKOMENDASI AKHIR :

  • Jika anda pemilik Nikon D610 upgrade ke profesional class, dimana Nikon D750 memberikan pembaharuan feature-feature Pro terbaru dari Nikon
  • Jika anda akan melangkah ke kelas Full frame, pilihan Nikon D750 adalah tepat sebelum anda mulai melangkah ke step Hi Class Full Frame Nikon D810
  • Nikon D750 : BEST DEAL : merupakan kamera kelas pemula Full frame dengan spec kelas profesional line Nikon !!! Dengan harga berkisar 22 Jutaan menjadikan kamera ini Value for money!
  • TOP RECOMENDED CAMERA

 

Just A little Think and Click !

http://www.stephanushannie.com thanks to :

Nikon Indonesia

Mr. Sukimin Thio, Danu dan Edo

http://www.NikonUSA.com

http://www.DPreview.com

http://www.DXO.com

http://www.Nikonrumors.com

 

 

 

17 responses to “Nikon D750 : a Full Frame’s Little Monster

  1. Sekarang harga D750 terpaut sedikit dengan D7500, saya mau upgrade dari D7000 dan D5200, pilihan mana utk saya D750 atau D7500?

    • Dari dua spek kamera tersebut beda kelas sih mas, Nikon D750 adalah semi pro full frame, sedangkan canon 5D mk3 pada kelas Pro, mungkin dibandingkan dg Nikon D810 lebih seimbang kealsnya. thanks

    • Halo bro, perbedaan utama di platform suka dslr ato mirrorles, selebihnya plus minus, tapi saya pribadi masih lebih suka menggunakan DSLR terutama untuk handling dipemotreran malam. Dan melihat melalui mirror terasa lebih responsif… Thanks

    • Halo, D750 merupakan entri level Nikon pada kamera Full Frame tetapi mempunyai spek yang mumpuni untuk pemotretan Modeling, seperti 24 Mpix, AF sekelas D4, Burst yang masih cepat 6,5 fps, ISO yang masih clean hingga 6500, serta Dynamic Range yang hebat, under 5 stops file RAW masih selamat. Terimakasih

    • Semua kamera DSLR pada umumnya sanggup diajak untuk pemotretan fashion, selabihnya hanya masalah mega Pixel, Kelengkapan/kualitas lensa, Auto focus dan Burst time jika untuk pemotretan yang dinamis. Nikon D750 lebih dari cukup untuk menjawab kebutuhan ini. thanks

Leave a reply to stephanus hannie Cancel reply