Nikon WU-1a : Wifi connection for DSLR

Dunia fotografi digital berkembang demikian pesatnya, tidak hanya persoalan image saja yang menjadi unggulan tetapi faktor interkoneksi antar device saat ini menjadi salah satu faktor yang perlu diperhitungkan juga untuk semua level camera digital. Wireless atau interkoneksi tanpa kabel yang sekarang menjadi trend dengan menggunakan WIFI.   Sistem ini tidak saja untuk workflow antara camera, PC dan Storage saja, namun juga untuk bisa terhubung dengan Gadget dan langsung ke internet untuk social media misalnya.

Nikon WT-1 wireless Wifi era Nikon D2

Nikon WT-1 wireless Wifi era Nikon D2

Nikon WT-2 pada era Nikon D2X

Nikon WT-2 pada era Nikon D2X / D2H

Nikon WT-4 pada era Nikon D3

Nikon WT-4 pada era Nikon D3 dan D3X

Nikon WT-5 pada era Nikon D4

Nikon WT-5 pada era Nikon D4

Nikon sebenarnya sudah mengembangkan sistem ini WIFI sejak lama yaitu era Nikon D2, D2H dan D2X, tetapi semua diperuntukan bagi jajaran kamera profesionalnya. Modul yang pernah dirilis yaitu Nikon WT-1, Nikon WT-2, Nikon WT-3, Nikon WT-4 dan terakhir Nikon WT-5.  Melihat deretan modul WIFI diatas adalah modul yang Pro level dengan harga yang mahal kisaran 5 juta sd 12 juta rupiah.

Nikon WU-1a (perhatikan PIn konektor yang berbeda dengan WU-1b )

Nikon WU-1a (perhatikan Pin konektor yang berbeda dengan WU-1b )

Nikon WU-1b (perhatikan Pin konektor yang berbeda dengan WU-1a)

Nikon WU-1b (perhatikan Pin konektor yang berbeda dengan WU-1a)

Nikon melihat perkembangan sistem interkoneksi WIFI saat ini dibutuhkan tidak saja pada kamera PRO tetapi juga kamera semi pro, entry level bahkan kamera pocket juga membutuhkan (lebih untuk koneksi ke social media). Untuk menjawab kebutuhan tersebut Nikon mengeluarkan ( tahun 2012) modul wifi “kelas mini/praktis/ekonimis” yang cukup kecil, ringkas dan handal yaitu WU-1a dan WU-1b. Dengan WU-1a/1b kita tidak perlu harus membeli atau menunggu DSLR khusus dengan built in wireless wifi, karena hampir semua kamera DSLR Nikon yang kita miliki bisa memanfaatkan mini device ini, kecuali Non konektor DC2 semacam kelas PRO Nikon…. Dan harganya cukup ekonomis hanya perlu merogoh Rp. 625.000 sudah mendapatkan modul ini. Great Job Nikon !

Box Nikon WU-1a

Box Nikon WU-1a

Saya coba membahas tentang manfaat “mainan kecil” ini dan seperti apa performanya, karena menurut saya modul praktis Nikon WU-1a ini,  adalah modul MUST HAVE yang harus dimiliki saat ini ! (operasi antara WU-1a dan WU-1b tidak berbeda)

COMPABILITY and SPECS  :

Nikon WU-1a : Nikon Seri D3200, D3300, Nikon D5200, 5300, Nikon D7100, Nikon DF, Coolpix P7800, P330, Coolpix A, Coolpix P530, P520 untuk update compatible camera Link  NIKON :  Nikon Wu-1a

Nikon Wu-1a : Nikon D600, 610, Nikon 1 AW1, Nikon 1V 2, Nikon 1 J3, Nikon 1 S1  untuk update compatible camera Link NIKON : Nikon Wu-1b 

Gadget Compatibility :  OS: Smartphones, Tablets: Android™ version 2.3 or later (smartphone), Android version 3.0 or later (tablet). iPhone® and iPad®: iOS version 6.0 or later.
Max Range : Wi-Fi®: 11b/g/n (maximum range approximately 10-15m/33-49 ft).

Un boxing Nikon WU-1a

Un boxing Nikon WU-1a

SMALL and EASY

Nikon WU-1a ukurannya sangat kecil bahkan boleh dibilang hanya sebesar coin Rp.500,- sehingga sangat praktis dan tidak membebani berat kamera untuk dibawa kemanapun kita memotret. Justru karena kecilnya, unsur “mudah hilang” menjadi perkara berikutnya jika tidak berhati-hati. Untuk menghindari hal ini nikon telah menyertakan kompartemen penyimpan yang bisa dipasang pada strap kamera besarta tali kecil yang dikaitkan ke modul WU-1a.

WU-1a merupakan modul yang sangat kecil / mini

WU-1a merupakan modul yang sangat kecil / mini

di dalam the Clip Box

Di dalam the Clip Box

PLUG and PLAY

Cara pemasangan juga sangat mudah :

  • Matikan Power kamera
  • Buka karet konektor biasanya di samping kiri body camera anda
  • Umumnya konektor DC2 berada pada urutan paling atas
  • Tancapkan WU-1a pada konektor
  • Nyalakan/ON Power kamera
  • jika lampu menyala HIJAU berkedip pelan  berarti bahwa WU-1a sudah terkoneksi dengan baik, jika menyala MERAH berarti koneksi error ( matikan kamera dan nyalakan lagi ).

Ukuran WU-1a yang kecil/mini membuat keberadaan modul ini pada kamera tidak mengganggu handling operasional pemotretan.

Konektor untuk WU-1a

Konektor untuk WU-1a

Tancapkan WU-1a pada konektornya

Tancapkan WU-1a pada konektornya

Modul kecil tidak mengganggu operasional kamera

Modul kecil tidak mengganggu operasional kamera

APPS ON GADGET

Untuk menggunakan WU-1a jangan lupa kita terlebih dahulu melakukan download APP Nikon Wireles mobile Utility (WMU) ini pada gadget kita, untuk mendownload gunakan link di bawah :

ANDROID Apps Google Play link : Nikon Wireless Mobile Utility

tampilan di Google play store

tampilan di Google play store

iOS Apps  for iphone atau iPad : Nikon Wireless Mobile Utility

Tampilan di iOS App Store

Tampilan di iOS App Store

GADGET PAIRING

Untuk pairing antara Camera dengan Gadget sangat mudah, ikuti langkah berikut :

  •  WU-1a yang sudah terpasang sempurna, nyalakan kamera maka lampu hijau akan menyala dan berkedip pelan.
  • green
  • Nyalakan Gadget anda dan searching device Wifi
  • Pilih device wifi NIKON WU ……
  • setting wifi
  • Tekan WMU Apps pada gadget kita
  • Tekan tanda antena di pojok kiri atas, jika tanda silang pada antena sudah hilang berarti pairing sudah berhasil
  • antena nok
  • antena ok
  • Lampu pada WU-1a akan menyala hijau terus tanpa berkedip, maka kamera dan gadget anda sudah terhubung dan siap for Action!
  • green

MENU SHOT ON GADGET

Di sini ada 2 macam pemotretan, yaitu

  1. Pemotretan dengan Metode WMU : pemotretan dengan kendali di gadget, dengan metode ini maka fungsi exposure harus kita atur terlebih dahulu, karena kita tidak bisa mengatur exposure dari kamera dan juga dari gadget. Jika pemotretan kita pada outdoor dengan situasi lighting yang berubah-ubah maka sebaiknya gunakan mode : P, S atau A. Mode M dipakai jika kondisi lighting under control. Jika anda membutuhkan pemotretan yang cepat maka pilih download after OFF dimana download tidak dilakukan saat setelah shutter dirilis. Dengan kata lain fungsi gadget lebih sebagai live view dan shutter release.
  2. Pemotretan dengan metode CAMERA : dengan metode ini maka semua handling kendali di kamera dan hasil dapat dikirim ke gadget setelah shutter dirilis.
  3. Sebagai catatan download file dari kamera k gadget per file membutuhkan waktu berkisar 10 sd 15 detik.
Pilihan antara WMU dan Camera Operating

Pilihan antara WMU dan Camera Operating

METODE WMU

Untuk memulai memotret paka tekan TAKE PHOTOS maka kamera siap dioperasikan dengan gadget. Untuk focusing kita menggunakan metode touch screen, sentuh titik yang kita inginkan untuk focus, maka AF kamera akan bergerak untuk memfocus hingga titik warna focus pada hijau. Pada saat menggunakan metode ini control menu di body kamera tidak bisa difungsikan, dan di LCD kecil akan muncul tulisan PC.

Pada Metode ini fungsi kamera berubah menjadi Live view dan kita bisa melihat preview bidikan pada layar gadget kita, angka exposure tampil pada display namun kita tidak dapat melakukan control/merubah dari gadget.

Muncul tulisan PC untuk metode WMU

Muncul tulisan PC untuk metode WMU

Tekan TAKE PHOTOS

Tekan TAKE PHOTOS

DOWNLOAD

Setelah pemotretan/shutter rilis hasil akan terdownload langsung ke gadget,  yang perlu diperhatikan bahwa file yang terdownload di gadget adalah file kecil JPEG saja, tidak bisa disetting ke JPEG Original maupun RAW. Semua file JPEG Ori/RAW akan tersimpan di memory card kamera seperti pada pemotretan umumnya. Karena sifat file kecil maka metode ini lebih ke arah membantu untuk preview atau untuk social media transfer. Waktu untuk downloading juga cukup lama berkisar  10 sd 15 detik, jika dirasa terlalu lama maka fungsi download dapat di off kan.

File langsung terdownload

File langsung terdownload

File terdownload sempurna

File terdownload sempurna

File terdownload bisa di zoom preview seperti layaknya preview di gadget umumnya

File terdownload bisa di zoom untuk preview dengan metode touch screen 

METADATA dan GEOTAGING

Yang menarik adalah pada file metada ada info GEOTAGING atau posisi koordinat lokasi pemotretan, tentu saja hal ini sebagai nilai tambah pemotretan dengan metode ini. Sepertinya kamera kita built in GPS atau seakan-akan terpasang Nikon GPS 1 yang seharga 2,5 juta.

Geo tagging koordinat lokasi pemotretan

Geo tagging koordinat lokasi pemotretan

CONNECTING SOCIAL MEDIA

Bagi penggemar update/sharing social media maka, hasil pemotretan kita dapat langsung dikirim ke social media tanpa perlu repot transfer dan download terlebih dahulu dari memory card kita.

Siap koneksi ke social media

Siap koneksi ke social media

METODE CAMERA

Pada metode ini control tetap berada pada body kamera dan gadget berfungsi sebagai download file hasil pemotretan setelah shutter dirilis.

TAKE PHOTO TANPA LIVE VIEW

Pada metode kamera maka pada saat kita tekan take photo di gadget tidak muncul Live view  seperti pada metode WMU.

Pada metode camera maka gadget tidak menampilkan live view

Pada metode camera maka gadget tidak menampilkan live view

DOWNLOADING :

Setelah shutter camera kita lepaskan di body maka file  segera tertransfer ke gadget kita dan siap kita gunakan sesuai kebutuhan. Sebagai catatan file original RAW/JPEG tetap terekam di dalam memory card kamera kita.

Begitu shutter di rilis file segera terdownload.

Begitu shutter di rilis file segera terdownload.

File telah terdownload

File telah terdownload

Masih ada beberapa menu dan setting pada nikon WU-1a, saya coba bahas beberapa yang menarik.

VIEW PHOTOS :

Menu ini adalah untuk meilhat :

  1. Picture On Camera : untuk melihat isi memory card yang ada di kamera
  2. Camera Roll : untuk melihat foto yang ada di gadget
  3. Latest Downloads : untuk melihat foto yang terakhir terdownload di gadget (pemotretan terakhir)
    Menu View Photos

    Menu View Photos

    Ada 3 pilihan menu

    Ada 3 pilihan menu

SYNCHRONIZE CLOCK :

Menyamakan waktu camera dengan gadget kita, agar meta data presisi waktunya

Pilihan synchronize clock

Pilihan synchronize clock

PILIHAN THUMBNAILS :

Kita dapat memilih besarnya file data yang  ter-transfer yaitu antara standard dan large, tapi dengan catatan file ini adalah file yang sudah di compressed  ( maka istilahnya adalah thumbnails menu ) jadi file ini digunakan untuk keperluan preview atau kebutuhan file kecil saja. Sedangkan file RAW/Original Jpeg tersimpan di memory card.

Pilihan Thumbnail

Pilihan Thumbnail

SETTING LOCATION GEO TAGGING

Kita dapat melakukan setting geo tagging pada meta data kita, sehingga walaupun kamera kita tanpa device GPS tetap dapat memanfaatkan GPS dari gadget kita. Geo tagging adalah berdasarkan data lokasi pada waktu downloading file di gadget, bukan pada titik saat shutter di release, jadi ada kemungkinan bergeser jika kita berjalan.

Setting Geo Tagging

Setting Geo Tagging

PRO and CONS

PRO

  • Modul kecil dan praktis sekali
  • Nir kabel dengan menggunakan Wifi
  • System iOS dan Android
  • Sebagai preview yang bermanfaat
  • Berfungsi sebagai pelepas shutter dengan preview jarak jauh
  • Mampu memudahkan pemotretan angle extreem
  • Harga ekonomis dibanding WIFI kelas PRO Nikon, harga di kisaran Rp. 650 ribu

CONS

  • Tidak bisa transfer original File RAW/JPEG, file cenderung untuk preview
  • Waktu transfer lama berkisar 10 sd 15 detik per file, dan shutter dapat di release setelah download selesai
  • Tidak bisa digunakan direct ke laptop kita, karena tidak ada modul program di laptop.
  • Jarak Wifi hanya berkisar 10 sd 15 meter saja.

MY THOUGHT

Menurut pendapat saya modul WU-1a/1b tetap merupakan “must have” device karena dengan harga yang ekonomis kita dapat melakukan interface data dengan gadget yang umumnya sudah kita miliki (iOS atau android) dan sekaligus dapat memanfaatkan fungsi “ultimatenya” untuk membantu pemotretan konsep kreativitas yang OUT OF THE BOX !!!

The SOCIAL HOUSE : ada untuk kebersamaan

social title small

Setelah menembus jalur macet Tanjung priok, dengan melintasi jalan- jalan tikus, akhirnya sampailah saya di daerah Cilincing. Panas terik menghantam kepala, tapi suara anak-anak bernyanyi membuat suasana menjadi lebih sejuk dihati. Kepala boleh panas hati tetap dingin katanya….. Memasuki halaman rumah sederhana mulai disambut penjual kue pancong, penjual mainan anak dan kerumunan ibu- ibu, sementara  anak-anak yang sedang duduk di lantai terlihat mengikuti pelajaran menyanyi dari pintu depan rumah. Inilah rumah sosial Karya Kerasulan Vincensian Atmabrata

Suasana di rumah karya Atmabrata

Suasana di rumah karya Atmabrata

The social house

Mengutip dari history yang saya dapatkan : Karya sosial Atmabrata adalah sebuah pelayanan bagi warga miskin di kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Rumah pelayanan ini adalah milik Gereja Salib Suci, Keuskupan Agung Jakarta, yang memulai karya pelayanannya sejak tahun 1978 dengan memberikan pelayanan pada penanganan keluarga miskin dan pembeian beasiswa bagi anak- anak kurang mampu. Pada awal 2010 atas prakarsa pastor paroki Romo Wahyuliana CM, Atmabrata dihidupkan kembali dengan memberikan berbagai macam karya sosial yang lebih beragam. Penanggung jawab saat ini diberikan kepada seorang Bruder Petrus PSS.

Bruder Petrus

Bruder Petrus

Beberapa kegiatan yang dijalankan :

  1. Rumah Pangan Bagi Lansia : Memberikan makan dan minuman sehat buat para lansia dengan mengunjungi dari rumah kerumah
  2. Rumah Pendidikan : Memberikan pendidikan tambahan kepada anak- anak kurang mampu, saat ini Atmabrata memiliki tiga lokasi yaitu : Sekolah Empang di Kampung Sawah, sekolah Bambu di Bulak Cabe dan di Kelapa dua.
  3. Rumah Kesehatan : Memiliki klinik di jalan kelapa dua dengan tenaga seorang mantri kesehatan. Biaya periksa dan obat sangat murah hanya 5000 sd 10.000.
  4. Rumah Pangan Sembako : Pengadaan sembako murah bagi warga terbelakang, orang tua murid, masyarakat miskin dan anggota koperasi
  5. Rumah Sandang : Kegiatan penjualan baju layak pakai dengan harga sangat murah
  6. Rumah koperasi Simpan Pinjam : Koperasi simpan pinjam bagi warga kurang mampu dengan kisaran 500.000 sd 1.000.000 sebagai pinjaman modal usaha
  7. Rumah Pengolahan Reffil Plastik : Menggerakan ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dalam pembuatan tas dan aneka barang dengan bahan baku limbah refill plastik.
Suasana belajar bersama

Suasana belajar bersama

The Unity

Memasuki social house, disambut oleh bruder energic yang bicaranya ceplas- ceplos akrab, beda sama stereotype pada umumnya bruder yang saya jumpai. “Pak guru” demikian bruder menyebut dirinya dengan sabar membantu satu persatu murid-murid kecilnya mengerjakan tugas origami. Terlihat anak- anak mulai membentuk lingkaran mengerubuti Bruder dan mulai menyorongkan tangan-tanganya ke pak guru kesayangan.

Ceria

Ceria

Suatu bentuk keakraban yang sudah terjalin dalam lingkungan yang tanpa sekat dan batasan. Sebuah sekat dan batas yang sudah hilang menembus perbedaan-perbedaan sosial yang ada. Perbedaan kaya-miskin, agama, etnis dan kasta- kasta sosial hilang di rumah ini, semua menyatu dalam kebersamaan.

"saya...saya...saya....bu guru"

“saya…saya…saya….bu guru”

Terlihat anak-anak dari beragam etnis menyatu, bahkan beberapa ibu-ibu berkerudung menyekolahkan anaknya di rumah ini. Para pelayan yang berbagai etnis, dari batak, chinese, betawi dan bahkan brudernya dari Prambanan Klaten semua menyatu dalam semangat. Sekali lagi terbukti bahwa suatu gerakan kasih dalam kebersamaan akan menembus dan memecahkan sekat dan batas perbedaan ciptaan manusia.

The Ompong Boy

The Ompong Boy

Sekolah Bambu

Dari rumah Atmabrata saya menyusuri kembali jalanan padat sekitaran Cilincing. Memasuki tepian sungai, jalan mulai menyempit hanya bisa dilalui dua kendaraan kecil, bau amis khas kampung nelayan mulai masuk menembus mobil. Sungai yang berair hitam penuh dengan sampah, kios kecil berdiri di bantaran sungainya, rumah-rumah hunian sederhana dan tumpukan kontainer diseberang sungai menjadi pemandangan sepanjang perjalanan menuju sekolah bambu. Sekitar 45 menit menyusuri jalan, yang penuh dengan fragmen kehidupan orang pinggiran, akhirnya saya sampai di daerah sekolah bambu.

Sekolah bambu ku

Sekolah bambu ku

Sekolah bambu, sebutan buat sekolah sederhana asuhan Atmabrata karena ruang kelas yang terbuat dari bangunan semi permanen dan dinding kelasnya terbuat dari bambu. Kelas pertama berada di tepi jalan, lebih mirip seperti posko-posko sementara atau gudang penyimpanan.

Tanpa meja kursi, beralaskan bumiku

Tanpa meja kursi, beralaskan bumiku

Kelas ini hanya memiliki dua jendela kecil sehingga ruangan menjadi gelap dan panas untuk belajar mengajar yang layak. Hari itu ruang kelas dijejali sekitar 30 an anak-anak, mereka duduk di lantai, karena memang tidak terdapat mejankursi seperti layaknya ruang kelas pada umumnya. Seorang guru perempuan berlogat batak dengan semangat, mengajar anak-anak belajar berhitung. Ruang kelas ini untuk anak- anak setara kelas 1.

ini kelasku....

Ini kelasku….

Menyusuri jembatan bambu menyusuri sungai terdapat Kelas kedua di selasar rumah warga. Ruang kelas semi terbuka ini menampung lebih banyak anak, dan umumnya sudah setingkat sekolah dasar kelas 3 dan 4,  hari itu berkumpul sekitar 100 an anak yang diajar oleh tiga orang guru pembimbing.

Menunggu anakku

Menunggu anakku

Memasuki ruang kelas ketiga di halaman rumah warga di sebelah kelas kedua, suasana kelas lebih kecil dan dijejali oleh anak-anak setara kelas 2 SD. Halaman rumah warga ini dipenuhi oleh 20an anak yang sedang belajar membaca. Semua terlihat ceria khas dunia anak-anak,  tak ada perasaan minder dan terpinggirkan, semua adalah sama, equal !

Di balik pagar cita

Di balik pagar cita

The spirits.... keep on burning

The spirits…. keep on burning

Sekolah Taman Bacaan

Tidak jauh dari sekolah bambu saya kembali menelusuri lorong-lorong kecil di sepanjang tepi sungai menuju sebuah sekolah taman bacaan. Memasuki sebuah ujung lorong mulai terdengar anak-anak bernyanyi dan terlihat banyak ibu-ibu yang menunggui anaknya yang sedang belajar. Kelas ini lebih dikhususkan untuk anak-anak taman kanak-kanak.

"Ayo siapa berani maju kedepan ?"

“Ayo siapa berani maju kedepan ?”

Ilmuku kugantungkan pada hero-hero ku

Ilmuku kugantungkan pada hero-hero ku

Kelas-kelas selalu ramai, banyak keluarga yang berharap pada karya sosial ini

Kelas-kelas selalu ramai, banyak keluarga yang berharap pada karya sosial ini

Uniknya ruang kelas ini menggunakan sebuah ruang taman bacaan milik yayasan Muslim, sungguh suatu kekuatan kebersamaan yang melintasi sekat-sekat agama. Atas nama kemanusiaan dalam kebersamaan kita semua adalah sama! Equal!

Sekolah Empang

Sekolah empang jaraknya lebih jauh dari sekolah bambu, menyusuri lebih dalam lagi, dan akhirnya masuk ke jalan yang aspalnya mulai mengkikis semua. Kurang lebih sekitar 500 meter, saya harus turun dari mobil karena jalan sudah tidak bisa dilalui. Saya harus menyusuri lorong-lorong di kampung, sambutan hangat masih terasa di kampung, agak terkejut karena biasanya hal seperti ini hanya dijumpai di kampung saya.

Sekolah empang ku

Sekolah empang ku

Tetangga sekolah

Tetangga sekolah

Setelah melewati lorong akhirnya saya mulai memasuki daerah lorong yang terlihat tumpukan kontainer di balik temboknya, tak jauh dari situ terlihatlah sekolah empang yang mungil berdiri di atas kolam. Walaupun kecil tapi bangunannya cukup menarik, saya yakin anak-anak akan menyukai karena gaya-gaya rumah panggung yang mirip rumah pohon. Siang itu saya melihat kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung dipandu oleh 2 orang  relawan guru, murid-murid di kelas empang lebih ke anak-anak umur Taman kanak-kanak.

Dalam pigura kenangan

Dalam pigura kenangan

Wajah kecil kita : fragile!

Wajah kecil kita : fragile ! 

Rumah Pangan buat Lansia

Siang itu sudah disiapkan bungkusan-bungkusan ransum dalam plastik putih, saya lihat di dalamnya ada susu ultra, nasi putih, sayur, buah dan daging, pokoknya 4 sehat 5 sempurna. Beberapa relawan mulai bersiap untuk berkeliling mengunjungi para lansia untuk membagikan ransum makan siang, saya ikut salah satu dari mereka mengunjungi 4 orang lansia. Dengan membonceng motor saya mulai masuk-masuk gang sempit yang hanya bisa dilalui motor. Sungguh trenyuh melihat keadaan para lansia di lingkungan ini, banyak yang kondisinya kurang diperhatikan, tetapi kadang saya harus bisa memahami semua ini karena faktor kondisi ekonomi keluarga, mereka mungkin sudah memberikan yang “the best” walaupun masih jauh dari yang kita harapkan.

Perhentian pertama, saya mampir di rumah seorang nenek yang tinggal sendiri, sementara yang merawat adalah keponakannya yang tinggal di samping rumahnya. Memasuki lorong rumahnya yang dingin, kosong tanpa perabotan dan sepi tanpa tanda kehidupan. Setelah memasuki kamarnya, sungguh hati saya luluh melihat nenek yang sudah pikun, sulit berkomunikasi dan sulit berjalan. Saya tidak bisa berkata-kata melihat kondisi beliau…. speechless… semoga kameraku mampu menggerakan kita untuk menyayangi ibu tercinta kita…

HOPe..... ( anybody care? )

HOPe….. ( anybody care? )

Perhentian Kedua, saya mulai menelusuri lorong kampung lagi, sampai pada suatu ujung rumah yang lapuk dan tak terawat. Ragu saya untuk memasuki rumah, seorang anaknya ternyata suadah familiar dengan kunjungan kami yang secara rutin memberikan asupan gizi dan pemeriksaan kesehatan. Kemudian seorang cucunya mengajak kami masuk untuk menemui nenek tercintanya, terlihat seorang nenek yang sudah sangat renta tidur terkulai di kasur yang sudah mengeras dan lembab. Beliau membuka matanya melihat kearah kami, mengenali dan terlihat gurat raut gembira dalam lemahnya. Get Well Oma we care of you…

The volunteer : her truly friend

The volunteer : her truly friend

My Teddy to company you nenek.

My Teddy to company you nenek.

Pemberhentian ketiga, saya mendatangi seorang nenek yang waktu mudanya adalah penyanyi dan bahkan sering memenangkan lomba. Dimasa senjanya beliau terlihat kesepian walaupun hidup bersama dengan anaknya. Beliau menyambut kami sangat bersuka cita, dalam sakit kakinya beliau memaksakan diri untuk berdiri dan mengajak kami bernyanyi bersama, terlihat wajah bahagianya di sore hari itu. Kadang walaupun kita dekat secara fisik tetapi tanpa sentuhan kasih akan membuat kita “jauh” dan “sepi”.

Nenek sang penyanyi

Nenek sang penyanyi

Perhentian keempat, kembali menelusuri lorong-lorong kampung dengan sepeda motor yang kadang harus melambat karena sempitnya gang antar rumah. Kali ini kami menemui seorang nenek yang ramah dan ditemani seorang cucunya yang lengket dengan beliau,  seperti biasanya beliau langsung menyambut hangat dan akrab.

Dengan cucu tercinta

Dengan cucu tercinta

The Ending

Sehari mengunjungi rumah karya sosial Atmabrata dalam kebersamaan dengan lingkungannya, sungguh membukakan mata hati saya bahwa sekat-sekat sosial yang diciptakan manusia akan luluh dan terlepas atas nama kasih kepedulian dan kebersamaan. Juga satu hal yang masih membekas adalah “Cintailah orang tua kita”, kadang kehadiran kita saja tidak cukup tetapi sentuhan kasih lah yang lebih membahagiakan.

You are my Heart

You are my Heart

Sebuah perjalanan hidup pada fase anak belia dan fase manula adalah sisi fragile/rentan yang sangat bergantung pada kita yang masih”kuat” untuk menopang dan memberikan perhatian yang baik.

Apakah kita sudah berbagi kasih dalam kepedulian sosial terhadap sesama? Sekecil apapun nilainya jika tulus akan berguna buat yang membutuhkan…. Marilah kita renungkan.

Salam